January 29, 2008

Business MLM

Gw sebenernya salut dengan teman2 yang berusaha nambah pendapatan (atau untuk nambah pengeluaran ya?) dengan join bisnis ini. ULET. Itulah kesan yang pertama kali muncul.

Cuma terus terang belakangan ini, gw merasa terusik dengan salah satu jaringan MLM yang berusaha membuat gw join dengan cara yang “kurang terbuka”, lalu secara tidak langsung “memaksa” kita untuk mengkonsumsi (not to sell) produk-produknya, dan lebih jauh lagi berusaha menstandardkan mimpi2 dan cita2 yang selayaknya dimiliki oleh manusia dengan barometer perolehan materi. Jujur aja, (1) gw kurang cocok dengan konsep passive income; gw ingin tetap memiliki kegiatan rutin yang menyenangkan dan tentu saja menghasilkan income, (2) gw ga berminat punya banyak waktu untuk keluarga karena itu akan membuat waktu mereka terbebani untuk gw nantinya, (3) gw ingin leluasa dalam memutuskan merk barang yang ingin gw beli dan konsumsi tanpa ada beban apapun, dan (4) sayangnya gw ga punya mimpi dan cita-cita yang memenuhi standard kelayakan mimpi dan cita-cita milik sistem network MLM ini.

Kenapa gw bilang caranya “kurang terbuka”?
Karena di awal undangan tidak akan disebutkan jelas bahwa ini adalah pertemuan yang berkaitan dengan “A”.

Namun demikian, kalau kalian beruntung, kalian akan segera mengetahuinya di akhir acara. Begitu juga dengan gw, karena begitu semua presentasi telah selesai, gw dikenalkan dengan seseorang yang nampaknya pernah gw liat di salah satu pertemuan sejenis ini dua tahun yang lalu!! He was a big clue for me. It must be "A".

Jadi, bukannya gw anti 'A", ini cuma saran temen2 yang sudah join MLM ini, sekedar saran, apa salahnya sih memberikan info yang gamblang sewaktu kalian mengundang teman atau relasi yang kalian anggap berpotensial, berikan orang lain kesempatan untuk menilai apakah waktunya layak digunakan untuk menghadiri seminar-seminar bisnis kalian. Gw pikir keterbukaan kalian di awal komunikasi merupakan suatu nilai tersendiri lho. Demikian.

Salam.

January 14, 2008

Kisah si Keladi Tengkorak : ada uang, ada barang

January 10, 2007 am.

Masih inget kan dengan tanaman "keladi tengkorak" yang gw beliin buat nyokap pas akhir tahun kemarin? Nah, belum lepas dari pikiran pasokon yang rusak, tiba2 nyokap telp "na, taneman yang kamu beli kemaren mati tuh, ternyata kamu ketipu, itu taneman ga ada bongolnya, cuma daun2 doang yang ditancepin"

Hah, bener juga, pantesan waktu beli, rasa2nya ada yang beda sama taneman ini, ya itu dia, pangkal batangnya kok "jleb" dengan rapihnya tertancap di pot. Ga ada kesan tanaman "liar", seperti yang gw liat di Melrimba Garden. Bang, bang, kok nyari rejeki aneh2 aja caranya..., rasanya tak sabar menanti pertemuan kita di pameran flora di akhir 2008 ini . I bet you will be there too!

Berita Duka Cita: watashi no PASOKON

Ternyata beginilah rasanya hidup tanpa pasokon alias personal computer, susah konsentrasi and ga bisa kerja, karena semua data ada di dalam otaknya. Udah 3 hari kerja luntang-lantung di kantor,,,,,dari meja ke pantry, dari pantry ke toilet, trus ke meja sambil minta temen bacain imel cc-an yang masuk, trus make a call, then what..? Yang paling berat jam 1 ke atas, ngantuknya bukan main.... Juga jangan lupa, ternyata, betapa sepinya dunia tanpa internet dan imel2 dari kolega dan temen2 tercinta.

Ini gara-gara terlalu "nafsu" mencari/donlod program digital imaging gratis, pasokon ku crash sejak Rabu minggu lalu. Kata temenku sih ini bukan software problem atau hardware problem melainkan user-problem :(( Menurut mas Dinar (IT dept), ada masalah bad sector, dan konsekuensinya ada kemungkinan semua data di HD ndak bisa diselamatkan...

"Masa iya seh, bikin ketar-ketir aja tho mas..!", sambil teringat nasib foto-foto yang udah/baru daku donlod (mana ada foto mas herry di kampungnya pas banjir kemaren...), gimana dengan hasil riset barang dagangan di kantor, gimana dengan table mikoshi, gimana dengan price adjustment data, (dan juga, gimana bisa posting ke blog baru-ku ini secara cepat)...duh gusti....semoga semuanya masih bisa terselamatkan.

Next time HARUS selalu bikin data backup, HARUS hati-hati donlod program dari internet.

January 08, 2008

Pameran Tanaman

Bogor, 31 Dec 2007. 10am.

Menjelang tahun baru kali ini, tidak banyak rencana yang muncul di kepala. Akhirnya, gw kembali ke base, back to the rain city. Eh ternyata lagi ada pameran tanaman di halaman kantor pengadilan... Sekalian hunting foto ah, selain itu ternyata gw cukup beruntung (wallahualam) karena berhasil mendapatkan pohon "keladi tengkorak" yang katanya sih langka. Sejenis tanaman kuping gajah dengan daun lebar berwarna perak di satu sisi dan warna merah gelap di sisi yang lainnya. Gw berhasil mendapatkan dengan harga 250ribu saja. Dikatakan cukup beruntung karena, di Melrimba Garden, Puncak, pohon ini dengan ukuran yang sama dihargai 600ribu...(wow mahal amat ya).

Ok deh mom, ini hadiah hari ibu untuk mu ya..! Semoga di tahun baru ini Ibu tetap sehat dan tambah hepi dengan cucu-cucunya. Amin!

Another escape to Jatim (Surabaya, Porong) - Part 1



Salah seorang asisten di rumah berkomitmen untuk tidak pulang mudik Idul Fitri, sebagai gantinya si mbak hanya minta pulang setiap lebaran besar saja (Idul Adha). Wah jarang kan ada asisten yang pengertian seperti ini? Sebagai tanda terima kasih, gw beliin dia tiket pesawat untuk mudik ke Sampit, Kalimantan. Cuma berhubung pesawat tujuan ke sana (saat ini) hanya berangkat dari Surabaya, maka gw, Wyn dan suami mengantar si mbak ke Surabaya dulu, sekalian liburan deh (Dec 15-17, 2007)

Setelah si mbak naik pesawat dan take off ke Sampit dengan selamat jam 6 pagi, hari ke-dua di kota buaya ini kami isi dengan berkunjung ke pelabuhan Tj.Perak untuk melihat fasilitas yang ada dan mencoba naik kereta komuter Surabaya untuk berkunjung ke daerah Porong (lokasi lumpur Lapindo), cuma setelah mempertimbangkan waktu tempuh, rencana ke Porong ditunda. Sebagai gantinya, kami ke kebun binatang Surabaya di mana koleksi satwanya lumayan banyak dan sehat, lingkungannya pun bersih dan terawat. Wah, lumayan capek dan panas ya, tapi seru dan menyenangkan. Apalagi Wyn keliatan menikmati betul, dan selama perjalanan ga rewel. Salut deh Wyn, tapi next time kamu harus lebih banyak jalan kaki ya.

Another escape to Jatim (Surabaya, Porong) - Part 2



Hari ke-3 (terakhir), kami tutup dengan berkunjung ke Porong. Pagi-pagi sekali kami sudah ada di stasiun Gubeng, dari rencana naik kereta komuter lagi, akhirnya kami memutuskan ikut kereta ekspress tujuan Malang yang berhenti di Porong. Lama perjalanan Gubeng-Porong kira-kira 40 menit dengan kereta ini.

Meskipun situasi di Porong telah banyak gw lihat dan dengar melalui media massa, tetapi berada di sini adalah sangat berbeda. Gw tetap takjub luar biasa ketika menyaksikan langsung lautan lumpur yang sangat luas yang hanya ditahan dengan tanggul tanah yang berjarak beberapa meter saja dari rel kereta dan jalan raya. Tidak terbayangkan, seandainya gw adalah salah satu dari mereka yang rumahnya termasuk dalam korban lumpur ini, betapa gw harus sabar dan berbesar hati melewati kejadian ini. Memang luar biasa ketabahan para korban itu. Sayangnya gw ga sempet berkunjung ke lokasi penampungan warga.

Di lokasi lumpur, banyak warga yang mencari nafkah dengan menjadi tukang ojek dan pemandu bagi para "pelancong". Ongkos ojek dari arah jalan raya ke titik terdekat sumber semburan, ditawarkan 10ribu rupiah, sedangkan biaya pemandu adalah sukarela. Sebelum memasuki lokasi dan di dalam lokasi, ada "retribusi" yang ditarik oleh (entah) warga, sebesar 3ribu per kepala. Pada hari itu kira-kira ada sekitar 30 orang lain yang datang ke sana. Gw merasa gemes campur kesal melihat kondisi di sana, dan feel so helpless how to stop this. Lingkungannya beneran rusak, hampir tidak ada bekas kalau di bawah tanggul yang gw pijak ini dulunya pernah dihuni manusia. Kok bisa sih....?!@*%$!! Gw cuma bisa berdoa, semoga lumpurnya cepat berhenti, semoga pemerintah dan para ahli segera menemukan solusinya, semoga para korban dan keluarganya tetap tabah dan sabar dan segera mendapatkan kehidupannya kembali seperti sebelum kejadian ini (or better life). Amiin!

the cat's tounge


Siapa sih yang ga suka bikin (and nyemil) katetong alias lidah kucing? Gw suka banget karena gampang, cepet, dan irit bahan.

Untuk mengisi liburan akhir tahun 2007, gw sempetin praktek resep lidah kucing dari ibu Fatma Bahalwan dan majalah Femina. Selain rasa orisinil, sebagian adonan dicampur pasta coklat (bukan coklat bubuk) dan green tea secukupnya. Setelah dipanggang, baik aroma coklat maupun teh hijaunya masih tercium kuat deh. Kayaknya adonan si katetong ini cukup fleksibel dimodifikasi dengan selera lokal. Kali lain mau coba rasa buah, misalnya markisa kali yee.

Sempat bereksperimen bikin 1 resep dengan orchid butter sebagai pengganti blue band (1:1), hasilnya renyah lembut, cuma kurang kokoh, kue jadi gampang patah. Mungkin lebih kuat kalau pakai loyang bentuk bundar (bukan yang lonjong).

Respon dari para pemirsa (my fam di bogor) cukup positif kiranya, karena 1kg katetong langsung habis kurang dalam seminggu. (Tahun ini nastar ngalah di posisi runner up)

Dare to create other flavours?

triple choc caramel cake


Sebagai orang baru di dunia masak-memasak, terus terang, gw surprise waktu mendengar nama lengkap cake yang satu ini, panjang beener... lebih surprise lagi, waktu nyicipin rasanya, persis kue di toko h******, delicious!

Betapa beruntungnya kami, "genk 1001", bisa saling bertemu dan dipersatukan sehingga melalui ikatan ini, kami bisa saling share ilmu, mengenai apa pun. Thanks ya mba Nita dan teman2!

Sejak latbar "genk 1001" 4 agustus 2007 lalu, gw udah 5 kali bikin. Hasilnya? Sukses dung! Cuma herannya meski ingredients, komposisi, dan cara bikinnya 100% ngikut resep, dari waktu ke waktu rasanya ga pernah sama, sometime so chocky, sometime sweet, sometime just delicious, do not know why. Mungkin ada kaitannya dengan perubahan isi hati yang bikin :))
Namun demikian, cake ini selalu mendapatkan banyak penggemar, alias cepat habis.

Foto di atas adalah penampilan si TCCC ini (yang kali ini gw pake jenis coklat courveture). Maaf ya kondisi si kue "ga dandan", because this is the last cut of the lastest TCCC I made in 2007. So I was so lucky could save this one for pic.
Yang mau pesen boleh kok... :))